Bu Inem pergi periksa ke
dokter.
“Kenapa Anda, Bu?” tanya
Pak dokter.
“Ini Dok, sudah sebulan
ini saya kok jadi sering kentut. Dalam 1 jam saya bisa kentut sampai 10 kali,”
tutur Bu Inem dengan wajar belepotan berusaha meyakinkan.
“Tapi untungnya kentut saya ini gak bau sama sekali dan tidak bersuara, jadi tidak ada yang tau. Lha ini aja pas saya duduk di depan dokter udah 3 kali saya kentut. Tapi dokter gak tau kan..” Lanjut bu Inem seraya senyum-senyum malu. “Sebab itu tadi kentut saya tidak bau dan tidak bersuara. “
Bu Inem diam sesaat.
“Tapi saya jadi gak enak
sendiri, masak perempuan kentutan.” ujar Bu Inem meringgis..
Dokter manggut-manggut.
Dokter manggut-manggut.
“Kalo begitu ya, kalau
begitu tebus saja resep ini, seminggu lagi
kembali ke sini ya.” kata dokter.
Seminggu kemudian Bu Inem kembali ke dokter.
kembali ke sini ya.” kata dokter.
Seminggu kemudian Bu Inem kembali ke dokter.
“Sudah baikan?” tanya
dokter.
“Saya gak tau obat apa
yang dokter berikan minggu lalu, hanya saja kentut saya kok jadi bau busuk gak
karu-karuan ya dok, sampai saya mau jatuh ngejeblak. Tapi untungnya kentut saya
tetap tidak bunyi.” bisik Bu Inem tanpa malu
“Berarti hidung Anda sudah tidak mampet lagi, sekarang tebus resep ini ya.” ujar dokter
“Berarti hidung Anda sudah tidak mampet lagi, sekarang tebus resep ini ya.” ujar dokter
“Obat apalagi ini, Dok?”
tanya Bu Inem
“Obat budek…”
“Obat budek…”
Hikmah:
Seringkali kita tidak
menyadari kesalahan dan kehilafan kita sampai seorang dokter hati
memberitahukannya..
Sayangnya, dokter hati
sering tidak terlihat berprofesi sebagai dokter. Kadang kala berwujud anak
kecil, teman sebaya atau orang yang lebih tua..
Jadi, sudahkah Ukhti
memeriksa keadaan hati Ukhti hari ini?
“saya minum dua..”
(loh!)
0 comments:
Post a Comment